Lebaran tahun ini sama dengan tahun lalu, masih dalam masa pandemi yang belum memungkinkan untuk berlebaran dan berkumpul bersama dengan keluarga besar. Seperti halnya dengan keluarga saya yang masih berusaha untuk menahan rindu untuk tidak bertemu. Larangan mudik sudah digembar-gemborkan oleh pemerintah, membuat hati semakin resah. Alhamdulillah, saya dan keluarga besar kebanyakan tinggal di satu kota sehingga masih bisa berkumpul walaupun kita berusaha untuk membatasi pertemuan karena pandemi ini.
Saya sangat berempati dengan para pejuang keluarga yang berkerja di luar kota. Rela jauh dari kelurga dan mungkin memiliki kesempatan mudik hanya saat lebaran saja. Betapa banyak rindu yang mereka tahan, apalah daya sebagai masyarakat kita harus menaati Peraturan Pemerintah. Namun pada kenyataannya banyak berita yang memberitahukan bahwa banyak pos penjagaan mudik yang jebol oleh pemudik. Rasanya hati ingin menangis karena kenapa banyak yang nekat seperti itu? Apakah kita sudah memikirkan dampaknya? Kasus Covid-19 ini semakin bertambah di negara kita. Pemerintah juga tidak serta merta melarang mudik, namun ada alasan yang kuat mengapa kita dilarang mudik. Menurut berita harian di Kompas (2021), ada lima alasan pemerintah melarang mudik lebaran 2021 ini, yaitu :
- Meningkatnya mobilitas penduduk
- Mudik saat pandemi berisiko besar
- Mudik meningkatkan risiko kasus kematian
- Perjalanan atau mobilitas saat mudik berpotensi sarana penularan infeksi Covid-19
- Penularan virus tidak mengenal batas teritorial
Dari lima alasan di atas seharusnya kita lebih berhati-hati, tidak boleh sembrono. Mungkin imun tubuh kita lebih kuat untuk melawan virus daripada imun tubuh keluarga kita. Adanya kemungkinan-kemungkinan yang tidak bisa terprediksi secara langsung ini yang seharusnya membuat masyarakat tersadar untuk tidak mudik. Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik kita harus taat pada aturan yang dibuat oleh pemerintah. Namun karena ada beberapa pos penjagaan lintas kota/propinsi banyak yang jebol dihalau pemudik jadi apa boleh buat hanya bisa mendoakan semoga para pemudik saat perjalanan selamat sampai tujuan dan tidak membawa kluster baru bagi lingkungannya. Bagi yang tidak mudik tahun ini, kalian hebat!
Saya dan keluarga merasakan lebaran kali ini benar-berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kami kehilangan nenek tercinta , nenek adalah satu-satunya nenek yang masih kami punyai dan sangat kami sayangi. Kami sering menghabiskan waktu untuk berkumpul di rumah nenek baik di momen lebaran maupun di acara keluarga lainnya. Kebetulan kami banyak yang tinggal dalam satu kota sehingga memudahkan untuk bertemu di berbagai acara keluarga. Namun ternyata Allah lebih sayang sama nenek, nenek lebih dahulu dipanggil oleh Allah. Kami sekeluarga merasa kaget dengan kepergian nenek yang begitu mendadak. Padahal sebelumnya nenek selalu sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis apapun. Saat itu nenek hanya mengeluh masuk angin biasa dan sekali lagi ternyata Allah lebih sayang sama nenek. Sebulan sebelum kepergian nenek, kami juga kehilangan seorang saudara yaitu suami dari kakak keponakan. Beliau juga lebih dahulu dipanggil Allah. Belum genap seratus hari kepergian nenek, kami kembali menerima berita duka dari keluarga, bulik (ibu cilik = tante, adik dari ibu) juga lebih dahulu dipanggil untuk menghadap Allah. Subhanallah, sungguh besar kuasa Allah. 'Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun' semua milik Allah dan semuanya akan kembali kepada Allah SWT. Berita duka ini datang secara bergantian menyelimuti keluarga kami. Kami merasakan duka yang begitu mendalam, saya pun secara pribadi juga mengalami kesedihan yang begitu mendalam. Selama awal tahun ini saya menjadi kurang aktif di sosmed atau menulis artikel di blog. Namun kembali lagi kami tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Insyaallah kami ikhlas dan akan terus berhusnudzon pada Allah.
Bagi yang membaca postingan ini, saya meminta doa 1 kali Al-fatihah untuk nenek, bulik dan suami dari kakak keponakan saya, yang lebih dulu dipanggil Allah, Al-fatihah... (1x).
Jazakamallah Khairan.
Lebaran kali ini juga tidak ada foto keluarga besar dan juga tidak ada open house. Semenjak pandemi kami berusaha untuk mengurangi kerumunan sehingga acara berkumpul dengan keluarga tidak sesering yang kami lakukan seperti dua tahun lalu. Alhamdulillah masih diberi kesehatan bisa berkumpul secara virtual. Banyak yang perlu disyukuri atas semua ini, dibalik musibah yang kita terima sebenarnya ada sebuah anugerah dan hikmah dari Allah SWT.
- Meningkatkan usia harapan hidup.
- Menurunkan tingkat depresi.
- Menurunkan tingkat stres.
- Melawan penyakit flu.
- Efek psikologis serta kesejahteraan fisik yang lebih baik.
- Mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
- Memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik untuk menghadapi stres.
Jadi yuk lebih memilih untuk optimis dengan berpikir positif sehingga tidak mudah terprovokasi dengan hal-hal yang negatif. Orang yang mudah berfikir negatif akan mudah pula terpancing hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan bisa merugikan diri sendiri, pasti fisik dan psikis nya juga akan terganggu sehingga menjadi seorang yang pesimis.
Nah, di momen lebaran ini ijinkan saya untuk meminta maaf pada semua teman-teman,
Meminta maaf adalah tindakan terbaik dan memaafkan adalah kemenangan terbaik #kutipanduedewi
Mohon maaf lahir dan batin ya. Selamat lebaran, semoga puasa dan ibadah kita di bulan Ramadhan ini diterima Allah dan sehat selalu sehingga bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah di tahun berikutnya. Aamiin Aamiin Aamiin Ya Rabbal'alamin.
Terima kasih, stay positive vibes !
Referensi :
Beritasatu.com.
(2011). Pikiran Positif, Jadikan Kita Sehat!.
Diperoleh tanggal 14 Mei 2021
dari https://www.beritasatu.com/kesehatan/15401/pikiran-positif-jadikan-kita-sehat
Kompas.com. (2015). 5 Alasan
Pemerintah Terbitkan Larangan Mudik Lebaran Mei 2021. Diperoleh
tanggal 14 Mei 2021 dari https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/04/113300123/5-alasan-pemerintah-terbitkan-larangan-mudik-lebaran-mei-2021?page=all
Posting Komentar
Posting Komentar