IDENTITAS BUKU
INTISARI/ SINOPSIS BUKU
Novel ini bercerita tentang perjuangan hidup dua insan manusia yang menyentuh hati dan akhirnya ditakdirkan menjadi sepasang suami istri. Setelah mereka hidup bersama semakin banyak cobaan datang secara bertubi-tubi. Namun berkat ketekunan dan kesabaran mereka, cobaan dan rintangan itu menjadi sebuah cahaya kekuatan dalam meraih sebuah kesejahteraan hidup. Mereka adalah sepasang suami istri yang berusaha untuk menolong orang lain dan bermanfaat bagi lingkungannya. Ada beberapa episode dalam cerita novel ini, yaitu:
- Anak Pinggang Gunung. Zenna si anak gunung, yang harus turun gunung untuk menuju sekolahnya dengan menggunakan sepatu buntutnya. Abaknya yang sudah berjanji untuk membelikan sepatu baru, namun ternyata Abaknya dipanggil dulu sama Yang Maha Kuasa. Kepergian Abaknya menyisakan kesedihan mendalam dalam hati Zenna dan keluarga, karena tulang punggung keluarga itu telah tiada sehingga menambah derajat kemiskinan yang dialami Zenna dan keluarganya.
- Rotan. Asrul, si anak lereng Marapi yang tidak naik kelas karena nilai Bahasa Indonesia, Bapaknya pun tak segan menghadiahi pukulan sebagai pelajaran hidupnya. Asrul memiliki saudara laki-lakinya bernama Isral, mereka berdua tinggal bersama Uminya. Bapaknya seorang penjual kayu manis yang menikah lagi dengan perempuan yang lebih muda. Namun Bapaknya tidak pernah menelantarkan mereka, meskipun demikian ekonomi mereka juga pas-pasan. Sehingga Asrul dan Isral harus bekerja keras untuk memenuhi memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Kamu Berikutnya, Zenna!. Zenna merupakan anak tengah dari banyak saudaranya, namun dia pula yang harus bekerja keras demi menghidupi keluarganya semenjak Abaknya meninggal dunia. Dia yang paling tidak dipedulikan di keluarganya, namun justru dia yang paling perhatian dengan seluruh anggota keluarganya. Suatu saat guru di sekolah Zenna meminta Zenna untuk mendaftar perguruan tinggi “sipenmaru” karena tahu kemampuan Zenna yang menjadi siswa terpandai di sekolahan. Namun hal itu membuatnya bimbang, karena kondisi ekonomi yang rendah membuatnya tak yakin bisa membayar biaya kuliah.
- Koran dan Pancing Belut. Awal mula Asrul melihat koran HARIAN SEMANGAT yang dibelikan Uminya. Koran ini yang menjadikannya semakin mahir dalam membaca dan menulis. Bahkan Asrul menjadi peraih nilai sempurna dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolahnya. Asrul dan Isral juga sering memancing belut. Jika hasil belutnya banyak, selain dibawa pulang, belutnya juga dijual dan uangnya diberikan pada Uminya.
- Akar & Magma. Zenna akhirnya mendaftar sipenmaru di perguruan tinggi, di saat itu ada pemuda yang datang untuk melamarnya. Namun Zenna tetap pergi untuk tes sipenmaru dan di perjalanan Dia bertemu dengan Asrul yang juga mendaftar sipenmaru. Tanpa sengaja ada obrolan sekedarnya yang tiada sangka ternyata itu awal semesta mempertemukan mereka.
- Makelar Surat Cinta. Asrul menjadi penulis surat cinta untuk teman-temannya di Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Kemampuan menulisnya semakin luar biasa. Namun semua surat-surat yang dia tulis tidaklah gratis. Semua ada ongkosnya, itupun untuk biaya hidupnya karena Uminya semakin tua tidak bisa bekerja keras lagi dan Bapaknya menikah lagi (beristri tiga). Otomatis jatah yang diberikan lebih banyak ke istri muda yang notabene memiliki anak yang masih kecil.
- Masa Kritis. Zenna sakit batuk sampai parah dan akhirnya tenggorokannya harus dioperasi, namun operasi itu membuat suaranya semakin hilang. Semakin lama tubuhnya semakin kurus, sampai orang yang dulu melamarnya dan sanggup membiayai kuliahnya kini membatalkan lamarannya karena melihat keadaan Zenna yang sakit-sakitan.
- Bertemu Bapak. Asrul ditaksir oleh adik kelasnya. Meskipun dia makelar jasa menulis surat cinta, ternyata Asrul tak kuasa menulis balasan surat cinta untuk adik kelasnya itu. Dia pun memakai cara lain untuk membalas surat cinta tersebut. Asrul dan Isral ke kota Padang untuk membantu Bapaknya yang notabene penjual kayu manis. Sesampainya di sana Asrul tanpa sengaja melihat tulisan HARIAN SEMANGAT (Dia teringat, koran ini yang membuat dia semakin rajin membaca dan menulis), Dia berencana mendatangi kantor koran tersebut.
- Tekad yang Keras. Zenna bekerja menjadi pandai emas tempat Abaknya dulu bekerja, supaya gaji yang didapatkan bisa digunakan untuk mendaftar sipenmaru tahun depan. Meskipun dia diterima sipenmaru tahun ini, namun tidak ada biaya untuk kuliahnya, jadi dia menundanya sampai tahun depan. Zenna menabung sebagian gaji yang didapatkan dan sebagian lagi dia berikan pada Uminya.
- Amin yang Panjang. Asrul akhirnya sampai di penerbit koran HARIAN SEMANGAT, dia menjadi anak magang sambil kuliah. Zenna pun bertemu lagi dengan Asrul di bus dan akhirnya mereka berkenalan.
- Sepatu Baru. Zenna akhirnya bisa membeli sepatu baru dan dia bekerja di toko sepatu. Dia memulai kuliah sambil bekerja. Zenna tidak pernah meminta biaya kuliah ke Uminya, justru dia yang sering mengirim uang untuk Umi dan saudara-saudaranya.
- Resep. Kuliah sambil bekerja ternyata gaji yang didapatkan belum cukup untuk tabungan kuliah, akhirnya Zenna membuat makanan yang dia jual di kampus. Resep makanan tersebut, dia dapatkan dari artikel dalam koran HARIAN SEMANGAT. Akhirnya Asrul mengetahui itu.
- Subuh. Setiap subuh Zenna dan Asrul bertemu, Asrul memberikan koran yang berisi halaman resep terbaru untuk ditulis oleh Zenna sebagai bekal masakan yang akan dia buat. Disitulah muncul ketertarikan diantara mereka berdua.
- Air. Longsor dan banjir terjadi di kampung halaman Asrul sehingga dia tidak bisa lagi menemui Zenna setiap subuh dalam waktu yang cukup lama. Ini membuat Zenna khawatir dengan keadaan keluarga Asrul di kampung.
- Sama-Sama Miskin. Lama tidak bertemu Asrul, akhirnya Zenna menutuskan untuk pergi ke kampung halaman Asrul. Di sana Zenna mengetahui bahwa nasib kemiskinan Asrul tidak jauh berbeda dengannya.
- Libur Semester. Liburan semester berlangsung, Asrul dan Isral membantu Bapaknya jualan kayu manis, sedangkan Zenna tetap bekerja di toko sepatu. Zenna hanya menikmati liburan sebentar di kampung halamannya. Karena dia harus bekerja untuk menambah pemasukan demi membiayai kuliah dan mengirimkan uang ke Umi dan saudara-saudaranya.
- Baca Bismillah. Ternyata Asrul dilamar oleh Tata adik tingkatnya dulu yang menaksirnya di SPG. Dia resah, ingin melanjutkan kuliah dulu dan sebenarnya hatinya pada Zenna. Ketika Asrul merasa gelisah pada pilihannya, Zenna meyakinkan Asrul dengan memintanya untuk mengucapkan bismillah untuk memutuskan sesuatu yang mungkin terasa sulit dalam hidupnya.
- Masa Lalu. Asrul dan Zenna telat lulus dari sarjana pendidikan karena mereka harus bekerja untuk membiayai kuliah dan hidu keluarganya. Asrul dan Zenna akhirnya menikah dengan segala keterbatasan, tinggal di sepetak kamar sederhana dekat mesin cetak koran kantor HARIAN SEMANGAT. Asrul tetap bekerja sebagai wartawan/penulis di kantor HARIAN SEMANGAT, sedangkan Zenna menjadi PNS guru. Buah hati pertama dari pernikahan mereka bernama Joven.
- Tak Mau Turun. Selain menjadi wartawan, Asrul juga masih rajin mengliping koran, lumayan untuk menambah penghasilan. Sedangkan Zenna juga sibuk berjualan Tupperware untuk tambahan dan mencukupi biaya hidup keluarganya di kampung. Meskipun sudah menikah, mereka berdua tetap mengabdikan diri sebagai tulang punggung keluarga dari masing-masing.
- Rumah. Mereka akhirnya memutuskan untuk mengontrak rumah kecil, namun tidak sekecil kamar di belakang kantor percetakan HARIAN SEMANGAT yang mereka huni sebelumnya. Semua Uminya (ibu dan mertua) diboyong untuk tinggal di rumah tersebut. Zenna dan Asrul bekerja lebih keras lagi untuk mencukupi kebutuhan Umi mereka.
- Kehidupan Baru. Zenna melahirkan anak kedua dengan penuh perjuangan antara hidup dan mati di tengah keterbatasan yang keluarganya alami. Untungnya, Asrul mendapatkan pekerjaan lebih baik di kantornya tentunya dengan gaji yang lebih baik. Zenna pun tidak mau tinggal diam, setelah melahirkan dia semakin aktif berjualan jualan Tupperware, kegiatan berjualan tersebut dilakukan setelah sepulang dari mengajar.
- Aspal Terakhir. Rumah mereka menjadi rumah tumbuh, semula jarak tempuh dari aspal terakhir yang sangat jauh di tempuh, yang notabene hanya mereka yang menghuni kompleks rumah tersebut. Lalu menjadi rumah yang indah, lebih luas dengan banyak saudara di dalamnya. Namun pada akhirnya Umi Zenna meninggal dunia, kala itu dunia Zenna hancur. Yang paling pedih ketika kamu ditinggalkan Ibumu adalah kamu telah kehilangan doa-doa mustajabmu di dunia.
- Anugerah. Berkat tulisannya yang berprestasi, Asrul mendapatkan penghargaan dari Presiden. Hal ini membuat Asrul dan Zenna diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan tersebut. Uang hadiah tersebut dia belikan mobil karena mereka memang belum punya kendaraan mobil yang digunakan untuk pergi bersama-sama.
- Kecuali Dosa. Joven diterima kuliah di Universitas Indonesia, saat itu usia Asrul dan Zenna sudah mencapai 40 tahun. Mereka sudah tidak kuat lagi untuk bekerja keras seperti biasanya. Disitu pun ada bencana yang membuat rumah mereka jadi tempat penampungan orang-orang baik rekan kerja maupun saudara jauh. Otomatis Asrul dan Zenna yang menanggung semua kebutuhan para pengungsi tersebut, beban dan pundak mereka serasa berat namun mereka tetap menjalani dengan kuat.
- Dompet dan Sepatu. Tabungan Zenna dan Asrul semakin menipis, tentu tidak akan cukup untuk menguliahkan Joven sampai ke Jakarta. Namun ternyata bantuan dari saudara-saudara mengantarkan Joven bisa daftar ulang di Universitas Indonesia. Momen ini pula Umi dan Bapak Asrul menikah lagi setelah dipisahkan beberapa tahun dan dengan berbagai rintangan. Asrul membelikan dompet dan Zenna membelikan sepatu untuk Joven karena akan merantau ke Jakarta, mereka memberikan benda tersebut karena terdapat filosofi fase kehidupan yang mereka alami.
- Janji Lelaki Marapi. Joven menjadi penulis terkenal. Asrul dan Zenna mengajak siswa-siswa Zenna untuk pergi ke toko buku dan membebaskan siswanya memilih buku apapun, syaratnya mereka harus membeli buku 1 karya dari Joven. Akhirnya siswa dari Zenna itu tahu kalau sebenarnya Joven si penulis terkenal itu adalah anak ibu gurunya.
KEPENGARANGAN/ BIOGRAFI PENGARANG
- Latar Belakang Penulis. Jombang Santani Khairen adalah penulis muda kelahiran Padang yang produktif. Karya-karyanya dapat ditemukan dengan mudah di rak-rak best seller toko buku offline maupun online. Diantara yang populer adalah Melangkah (2020), Kado Terbaik (2022), dan Bungkam Suara (2023). Selain aktif di media sosial untuk mempromosikan buku-bukunya, Khairan juga penulis yang vokal melawan pembajakan buku ia bisa disapa di berbagai platform media sosial miliknya.
- Keahlian. Penulis novel best seller.
- Prestasi. Dikutip dalam laman antara news (2024) menyatakan bahwa penulis yang kerap disapa JS Khairen ini meraih penghargaan bergengsi Writer Of the Year dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) pada ajang IKAPI Award 2024 dan menyabet penghargaan Book of The Year 2024 pada Islamic Book Fair kategori novel remaja untuk karyanya berjudul 'Kado Terbaik' terbitan Grasindo.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Kelebihan. Novel ini ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami karena memakai bahasa yang tidak terlalu baku “sangat renyah” untuk diselesaikan dengan cepat. Setiap episode dikemas dengan judul dan isi cerita yang berbeda namun masih berkesinambungan antara episode yang satu dengan lainnya. Alur cerita yang mengalir sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi cerita novel tersebut. Setiap episode nya terdapat kata mutiara yang begitu bermakna, seperti kutipan yang ada pada episode 25:
Ibumu punya retak, ayahmu punya retak, maafkan mereka adalah obat segala obat.
Makna yang sangat dalam bahwa kita sebagai manusia harus saling memaafkan apalagi dalam ikatan keluarga yang sangat dekat, terlebih kita sebagai anak harus menyayangi kedua orang tua. Setelah membaca novel ini, pembaca akan mengetahui perjuangan seseorang untuk meraih cita-cita dengan penuh perjuangan. Cita-cita yang mustahil diraih akan tercapai jika kita mau mengusahakannya. Motivasi hidup yang sangat berharga, dalam keadaan sesulit apa pun pasti semua ada jalannya kalau kita percaya dan berusaha. Jangan pernah berputus asa, karena sesungguhnya cita-cita dan mimpi itu bisa diperjuangkan sampai menjadi kenyataan. Cerita perjuangan dua insan berpasangan dalam novel ini diuraikan secara detail dan sangat dekat dengan realitas kehidupan masyarakat Indonesia. Penggambaran tokoh utama yang kuat dan tidak mudah putus asa, masa remaja yang tidak terjebak pada realitas “mental block” seperti kebanyakan anak muda jaman sekarang. Sampul novel didesain dengan menarik dan menganggarkan makna tersendiri untuk judulnya, kertas novel juga bagus dan tidak mudah robek.
Kekurangan. Alur dengan sudut pandang yang berbeda di awal episode sedikit membingungkan, namun lama-lama pembaca akan paham. Beberapa alur juga dipercepat sehingga pembaca harus memahami betul terkait alur yang dipercepat. Penggambaran tokoh Zenna yang keras kepala membuat para pembaca sedikit gemas, namun semakin penasaran untuk mengetahui kisah selanjutnya. Ada beberapa percakapan yang ditulis dengan bahasa Padang yang tidak diberikan catatan kaki terkait dengan artinya sehingga pembaca harus mencari tahu sendiri makna dari bahasa Padang tersebut.
Kekurangan. Alur dengan sudut pandang yang berbeda di awal episode sedikit membingungkan, namun lama-lama pembaca akan paham. Beberapa alur juga dipercepat sehingga pembaca harus memahami betul terkait alur yang dipercepat. Penggambaran tokoh Zenna yang keras kepala membuat para pembaca sedikit gemas, namun semakin penasaran untuk mengetahui kisah selanjutnya. Ada beberapa percakapan yang ditulis dengan bahasa Padang yang tidak diberikan catatan kaki terkait dengan artinya sehingga pembaca harus mencari tahu sendiri makna dari bahasa Padang tersebut.
KESIMPULAN
- Kritik dan Saran. Bisa diberikan catatan kaki atau penjelasan makna dari percakapan bahasa Padang yang diceritakan. Cetakan pertama tidak ada daftar isi nya, mungkin ini disengaja, tapi membuat pembaca semakin penasaran untuk membaca episode berikutnya. Setiap episodenya diberi daftar isi yang memudahkan pembaca untuk tahu rincian alur/episode ceritanya.
- Rekomendasi. Novel ini sangat direkomendasikan untuk remaja yang sedang berjuang meraih mimpi dan cita-citanya. Cerita perjuangan yang disajikan sangat bagus digunakan sebagai motivasi seseorang dalam meraih sesuatu yang kiranya mustahil menjadi kenyataan. Masing-masing tokoh yang memiliki prinsip kuat dan moral yang sangat baik untuk mengangkat derajat orang tua dan menyejahterakan keluarganya, serta membantu sesama manusia sangat pantas untuk diacungi jempol. Perjuangan yang berbeda di setip fase hidup manusia, mulai dari kecil, remaja, dewasa, sampai dengan menjadi orang tua. Semua disajikan dan dikemas apik dan penuh perjuangan dalam cerita novel Dompet Ayah Sepatu Ibu ini.
Referensi:
Antara News. (2024). Novelis Asal Minang, JS Khairen Raih Dua Penghargaan Bergensi. Diperoleh pada 10 Maret 2025 dari https://sumbar.antaranews.com/berita/632891/novelis-asal-minang-js-khairen-raih-dua-penghargaan-bergensi
Posting Komentar
Posting Komentar