Resensi Buku #1 BEST SELLER "I Want to Die, But I Want to Eat Tteokpokki"

 

IDENTITAS BUKU


INTISARI/ SINOPSIS BUKU

Penulis buku ini adalah Baek Se Hee yang merupakan pekerja di sebuah penerbit buku. Ia mengalami sakit, merasa cemas berlebihan dan depresi berkepanjangan atau dalam bahasa kedokteran disebut dengan distimia. Sakit ini sudah ia derita selama sepuluh tahun. Selama sepuluh tahun tersebut ia berusaha untuk berobat dan menemui beberapa psikiater namun usahanya sia-sia. Akhirnya tahun 2017 ia menemukan rumah sakit yang sesuai dan menjalani pengobatan secara rutin. Judul buku ini diambil dari perasaan yang ia rasakan selama ini mengalami depresi sampai ingin mati, namun di sisi lain dia juga memiliki kebiasaan sederhana yang membuat bahagia yaitu mengonsumsi tteokpokki pada saat kegiatan membaca dan menulis. Ia rajin berkunjung ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan baik pengobatan yang dilakukan dengan obat maupun dengan konsultasi bersama psikiater. Buku self improvement ini banyak berisi tentang percakapan antara pasien dan seorang psikiater mengenai depresi yang berkepanjangan. Setelah melakukan pengobatan, Baek Se Hee sembuh dan mampu melewati masa-masa kelam dalam hidupnya.

KEPENGARANGAN/ BIOGRAFI PENGARANG

  • Latar Belakang Penulis. Baek Se Hee lahir pada bulan Februari 1990 di kota Seoul. Ia lulusan sastra, dan bekerja di salah satu penerbit. 
  • Keahlian. Penulis
  • Prestasi. Buku pertama yang ia rilis meraih predikat best seller di Korea pada tahun 2019. Buku tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan menjadi inspirasi bagi kaum muda yang mengalami hal kelam pada hidupnya.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

  • Kelebihan. Bahasa yang digunakan ringan seperti bahasa sehari-hari sehingga cukup dimengerti oleh pembaca. Cara penyampaian cerita yang sangat baik, sehingga membuat pembaca merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Gejolak emosi yang disuguhkan terasa nyata mengenai rasa rendah diri dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Hal ini membuat para pembaca semakin terbawa dengan konflik batin sebenarnya yang dialami penulis. Sampai pada ia ingin mengakhiri hidupnya namun masih terbesit untuk makan tteokpokki kesukaannya. Ia membayangkan makan tteokpokki sudah bisa membuat dirinya merasa bahagia, sesederhana itu menghilangkan depresi untuk sementara. Alur cerita yang mengalir membuat pembaca seakan merasa relate dengan cerita yang ada di dalamnya. Buku ini memiliki pesan moral yang sangat baik (akan disampaikan di akhir review). Pengemasan cerita yang baik dan tata penulisan buku yang menarik, seperti terdapat tulisan bercetak tebal dan beberapa kutipan membuat kegiatan membaca semakin menyenangkan. Terdapat kesimpulan di akhir buku sehingga dapat menambah pemahaman pembaca terhadap buku tersebut.
  • Kekurangan. Terdapat beberapa istilah asing (bahasa kedokteran) dalam buku ini yang sulit dimengerti oleh pembaca. Buku terjemahan yang masih memiliki beberapa pemaknaan kata yang sedikit ambigu. Berisi tentang kumpulan percakapan antara pasien dan dokter, sehingga sedikit membosankan karena alurnya terputus-putus membuat imajinasi pembaca juga terputus-putus.
PESAN MORAL

Kita bisa menarik benang merah setelah membaca buku ini, ada beberapa pesan moral yang bisa kita ambil dari penulis, diantaranya :

  1. Self Love. Penulis ingin menyampaikan betapa pentingnya untuk mencintai diri sendiri. Kita perlu untuk menghargai dan memberikan reward untuk diri sendiri setelah bekerja keras, kita perlu untuk berani "bilang tidak" ketika tidak setuju dengan orang lain. Kita perlu mendengarkan apa yang menjadi keinginan diri sendiri, seperti melakukan sesuatu yang dinginkan, makan makanan favorit, pergi ke psikiater untuk pengobatan dan sebagainya.
  2. Menulis itu Self Healing. Baek Se Hee menuliskan kisah sakitnya dan menjadikan kegiatan menulis sebagai terapi dengan menceritakan semua kisah secara apa adanya. Semula hanya melakukan terapi dengan menulis ringan percakapan dengan dokter malah justru membawa keberuntungan lain, selain sembuh dari depresi yang berkepanjangan Baek Se Hee juga meraih prestasi atas buku yang ditulis menjadi buku #1 best seller.
  3. Bahagia itu Sederhana. Penulis menceritakan betapa depresi dirinya. Ketika ingin melakukan bunuh diri, penulis justru ingat makanan favoritnya yaitu tteokpokki. Dia mengingat betapa bahagia dan nikmatnya ketika dia memakan tteokpokki tersebut. Penulis memberikan pesan pada pembaca bahwa kita perlu mensyukuri hal-hal sederhana. Karena bisa jadi hal sederhana tersebut dapat membuyarkan atau mengurangi depresi yang kita miliki. Ketika kita merasa hidup kita tidak baik-baik saja, maka ingatlah hal sederhana yang membuat kita bahagia.
  4. Insecure dan Overthinking yang Tak Berguna. Ketika kita merasa insecure dan overthinking pasti banyak hal yang kita pikirkan dan seharusnya tidak perlu dipikirkan. Terutama membandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Kita tidak bisa hidup sesuai dengan persepsi dan ekspektasi orang lain, kita tidak bisa hidup berdasarkan standar hidup yang diterapkan orang lain. Inilah hidup kita, tidak akan sama jika dibandingkan dengan kehidupan orang lain. Semua pencapaian yang kita dapatkan juga tidak akan sama dengan pencapaian orang lain. Semua kehidupan tidak ada yang lebih baik tapi semua kehidupan itu baik, yang ada hanya pikiran kita sendiri yang cenderung membuat kotak-kotak pembanding #kutipanduedewi. Hal ini justru akan memberikan beban pada diri dan pada akhirnya merugikan diri sendiri.
  5. Ubah Insecure jadi Syukur. Rasa rendah diri yang kita alami seharusnya jangan dipelihara terus menerus karena hal ini akan menjadikan kita sebagai manusia yang tidak pandai untuk bersyukur. Pada kasus Baek Se Hee ini memberikan pesan bahwa rasa insecure yang kita alami harus diatasi dan diubah menjadi hal yang membahagiakan dan menguntungkan. Baek Se Hee bisa merubah hidupnya yang kelam menjadi lebih bermakna dengan menulis buku tentang sakitnya secara ada adanya dan menjadi best seller di Korea.
  6. Pentingnya Mental Health. Kesehatan mental itu sangat penting untuk diperhatikan. Kita tidak tahu apakah kita mengidap distimia atau tidak. Maka dari itu kita harus lebih aware pada diri sendiri dan tidak menyepelekan depresi yang dialami. Bagaimana cara kita untuk menangani gejolak emosi dengan baik supaya kita tahu cara mengatasi rasa bersalah yang terus menghantui. Mengubah pemikiran pembaca bahwa pengidap penyakit mental itu bukan untuk dihindari namun perlu kita bantu dan motivasi. Yuk sayangi diri dengan menjaga kesehatan mental diri. Seperti salah satu kutipan bagus dalam buku ini :

Hal yang paling penting adalah perasaan senang dan gembira dari dalam diri anda tidak peduli apa yang orang lain pikirkan atau katakan. Saya harap anda bisa memenuhi keinginan diri Anda terlebih dahulu tanpa memikirkan apa yang dilihat oleh orang lain

KESIMPULAN
  • Kritik dan Saran. Secara keseluruhan buku ini memiliki pesan yang sudah tersampaikan dengan baik ke pembaca, semoga pada cetakan berikutnya terjemahan dalam bentuk bahasa Indonesia semakin baik, sehingga tidak ada beberapa kalimat yang ambigu. 
  • Rekomendasi. Ingin mencintai diri sendiri? Cobalah untuk membaca buku ini, karena dalam kisah Baek Se Hee ini, dengan memikirkan makan semangkuk tteokpokki saja sudah membuat dirinya bahagia dan membuyarkan rasa ingin mati. Sesederhana itu untuk bahagia dan mencintai diri sendiri.
Ada banyak hal kebahagiaan kecil yang bisa membuat diri kita menjadi lebih baik dan berguna, gratitude is the best attitude #kutipanduedewi



Dewi Tinjung Sari
• Education • Authorship • Lifestyle • Seorang pebelajar yang memiliki hobi menulis. Penawaran kerjasama dan sejenisnya bisa menghubungi saya pada halaman contact. Terima Kasih.
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar