Berbeda, Lebaran Tahun ini Bersama COVID-19

Sumber : pinterest.com
Lebaran tahun ini sangat berbeda, bukan hanya dirasakan oleh beberapa lapisan masyarakat saja akan tetapi seluruh masyarakat muslim di dunia pun juga ikut merasakan. Seperti biasa di tahun sebelumnya lebaran terasa sangat meriah, kita bisa merasakan kemeriahan lebaran di kampung halaman masing-masing. Momem seperti ini yang sangat dirindukan apalagi kita sebagai perantau yang mungkin pulang kampung dilakukan hanya setahun sekali. Selain sebagai waktu untuk bersilaturahmi saling memaafkan, momen lebaran juga digunakan sebagai waktu yang tepat untuk berkumpul dan melepas rasa rindu serta liburan bersama sanak saudara. Namun, hal ini tidak dirasakan lagi pada tahun ini. Seperti yang kita ketahui, seluruh negara sedang prihatin dengan adanya wabah Corona Virus Disease 2019 atau biasanya kita sebut dengan COVID-19. Virus ini sudah tidak asing di telinga kita, COVID-19 adalah sejenis penyakit yang bisa menular yaitu coronavirus jenis baru yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada manusia, yang terparah hingga menjadi Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus ini muncul pertama kali bulan Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok. Dunia dibuat heboh semenjak kemunculan virus tersebut, karena penularannya sangat cepat dan tidak memandang usia.

Dampak dari kemunculan virus ini yaitu menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Kita merasa waspada, tidak boleh menyepelekan apalagi arogan terhadap kebersihan baik diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Karena penularan virus ini sangat cepat melewati kontak langsung. Seluruh masyarakat menjadi was-was karena virus ini bisa merusak paru-paru bahkan merenggut nyawa.

Penyebaran virus ini sangat cepat sehingga pemerintah mengeluarkan peraturan #STAYATHOME untuk belajar dan bekerja dari rumah. Semua sekolah dan Perguruan Tinggi diliburkan untuk belajar di rumah. Seluruh pekerja diminta untuk berkerja dari rumah. Segala aktivitas sebisa mungkin dilakukan di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Sudah menjadi konsekuensi dari setiap kebijakan yang dipilih, pasti ada dampak positif dan negatif,
  • Dampak negatif yang paling besar yaitu menurunnya perekonomian negara, naik turunnya harga kebutuhan pokok serta banyaknya sistem PHK yang menyebabkan pengangguran semakin banyak sehingga menambah keresahan dari masyarakat. Pada dunia pendidikan, terjadi penghapusan Ujian Nasional yang seperti kita tahu, Ujian Nasional sudah menjadi bagian dari hasil output dunia pendidikan. 
  • Namun selain itu terdapat juga dampak positifnya yaitu kita menjadi pribadi yang lebih memperhatikan kebersihan, semula jarang cuci tangan setelah melakukan aktivitas, sekarang lebih rajin mencuci tangan menggunakan sabut dan handsanitizer. Menggunakan masker jika melakukan aktivitas di luar rumah. Kita juga lebih sering memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, sering berolahraga dan makan serta minum yang bergizi. Udara di sekitar kita juga semakin bersih karena berkurangnya asap kendaraan. Tentu hal tersebut lebih bisa menekan pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19.
Adanya himbauan pemerintah untuk #STAYATHOME tersebut menyebabkan waktu dengan keluarga semakin banyak. Namun untuk beberapa orang hal ini menjadi sebuah kepenatan tersendiri. Apalagi kita benar-benar harus menghindari keramaian (Physical Distancing), padahal keramaian biasanya menjadi pusat hiburan masyakarat di luar rumah. Bertemu dengan saudara dan teman untuk sekedar bercanda pun tidak bisa. Tentu ini tidak mudah bagi masyarakat. Namun semua bisa kita lakukan secara virtual, begitu juga dengan bermaafan di hari lebaran dengan memanfaatkan kecanggihanan teknologi yang ada di media sosial. Kita harus mengingat untuk selalu bersyukur, coba bayangkan kalau belum ada aplikasi berbasis teknologi komunikasi seperti zoom, google meet, videocall Whatsapp dan sebagainya. Pasti sangat menyedihkan, karena kita akan kesulitan dalam berkomunikasi dengan keluarga. 

Kita juga bisa memanfaatkan momen #STAYATHOME ini untuk melakukan aktivitas lebih banyak dengan keluarga secara bersama-sama. Nah, agar tidak menjenuhkan, kita bisa mencoba melakukan kegiatan baru, misalnya :
  • Melakukan ibadah bersama, seperti sholat berjamaah dan mengaji.
  • Memasak kue lebaran bersama-sama.
  • Mencoba olahraga bersama seperti jogging atau bersepeda di sekitar rumah.
  • Bergotong royong membersihkan rumah, berkebun dan sebagainya.
Kegiatan tersebut pasti lebih menarik, karena dilakukan bersama. Tentunya kita juga harus berpikir positif agar pademi ini terasa menyenangkan.

Merayakan hari lebaran di tengah pademi corona memang sangat mengharukan. Namun tidak lupa ada yang perlu kita syukuri bahwa "kita masih bisa bernapas dengan udara segar tanpa harus membayar setiap hirupnya". Rasa sedih memang ada, akan tetapi jangan terus menerus dilanda kesedihan, lebih baik kita berhusnudzhon. Sebagai seorang muslim, sudah menjadi kewajiban kita untuk percaya dengan Sang pencipta. Virus ini diciptakan oleh Allah, tentu saja Allah akan membersihkan juga, ada hikmah indah dibalik ini semua. Hal penting yang harus kita lakukan adalah berdoa untuk kesehatan dan keselamatan. Jangan sampai kita melalaikan nikmat sehat dan nikmat waktu luang. Semoga dengan berakhirnya bulan ramadhan ini, COVID-19 pun juga semakin bersih bersih dan hilang dari Indonesia dan dunia.
Dewi Tinjung Sari
• Education • Authorship • Lifestyle • Seorang pebelajar yang memiliki hobi menulis. Penawaran kerjasama dan sejenisnya bisa menghubungi saya pada halaman contact. Terima Kasih.

Related Posts

Posting Komentar